Kehidupan itu untuk dihiasi dengan pahatan kasih sayang melalui berbagi

Selamat datang kepada manusia yang senang berbagi, selamat datang kepada jiwa-jiwa yang mengerti arti berbagi, selamat datang kepada hati yang benar-benar ingin berbagi, dan selamat datang kepada insan yang telah siap berbagi. maka BERBAGILAH.....

16 November 2011

PEDOMAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 (ALAT UKUR MEKANIK)

I.         Tujuan
Mengetahui cara penggunaan alat-alat ukur : jangka sorong, mikrometer sekrup, penggaris, dan stopwatch.
II.      Teori Singkat
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu.  Dikatakan relatif di sini, maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang dengan menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda (Zemansky).
Menurut Resnic (2003), alat ukur adalah seperangkat alat yang dipergunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel fisis. Umumnya, alat ukur dasar terdiri dari dua jenis yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Alat ukur yang sering kita jumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah penggaris berskala milimeter (mm). Penggaris ini memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian yang didapatkan dari alat ukur ini adalah 1 mm.
Selain penggaris ada banyak sekali alat ukur ilmiah. Salah satunya adalah jangka sorong. Alat ukur ini  merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian utama yaitu rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0,01 mm sampai 0,05 mm. Skala panjang yang tertera pada rahang sorong disebut nonius atau vernier. Jangka sorong yang akan digunakan memiliki skala nonius yang panjangnya 10 cm dan terbagi atas 20 bagian, sehingga beda satu skala nonius dengan skala utama adalah 0,05 mm (Sutrisno, 2001).
1.      Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda ( misalnya kelereng ) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
·        Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kudua rahang ( antara rahang geser dan rahang rangka tetap )
·        Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang
·        Geserlah rahang kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
·        Catatlah hasil pengukuran anda.
2.      Mengukur diameter dalam
 Untuk mengukur dalam sebua benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
·        Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan
·        Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
·        Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
·        Catatlah hasil pengukuran anda.


3.      Mengukur Kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
·        Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
·        Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya
·        Geserlah rahang kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung
Jangka Sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda berbeda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 yaitu skala utama dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jaraak 2 skala utama yang paling berdekatan adalah 0,1 cm. sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi  berbeda suatu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atai 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah 
Dx =  x 0,01 cm = 0,005 cm

Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter subuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Langkah – langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut.
Mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur panjang, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang memerlukan ketelitian tinggi. Sebuah mikrometer sekrup, ditunjukkan pada gambar 2, memiliki dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala luar yang berada di selubung luar terbagi atas 50 bagian (garis). Ketika selubung luar ini diputar lengkap 1 kali putaran, maka rahang geser dan selubung luar akan bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. 1 bagian pada skala putar bernilai 0,01 mm, angka ini diperoleh dari: (0,5/50) x 1 mm = 0,01 mm. Angka ini merupakan tingkat ketelitian dari mikrometer sekrup.
Cara memperoleh hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

 
1.    Perhatikan garis pada skala utama yang    berdekatan dengan tepi selubung luar. Pada       gambar 3, garis skala utama adalah 3,5 mm.
2.    Perhatikan garis mendatar pada selubung luar       yang tepat berhimpitan dengan garis mendatar  
              pada skala utama. Pada gambar 3, garis skala nonius adalah  46x 0,01 mm =
              0,46 mm.
3. Hasil pengukurannya adalah penambahan dari kedua nilai tersebut. Sehingga hasil             pembacaan untuk mikrometer sekrup pada gambar 3 adalah (3,5 + 0,46) mm = 3,96 mm. 
I.         Pengambilan Data
3.1 Alat dan Bahan
            3.1.1 Alat:
·        1 buah jangka sorong
·        1 buah mikrometer sekrup
·        1 buah gelas kaca
·        1 lembar kertas HVS
3.2  Prosedur percobaan
3.2.1 Jangka sorong     
a.    Ukurlah diameter bagian luar gelas, diameter bagian dalam gelas, kedalaman air dalam gelas, masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukurannya dalam tabel 01:
No
Diameter bagian dalam
Diameter bagian luar
Kedalaman air
Skala utama
Skala nonius
Skala utama
Skala nonius
Skala utama
Skala nonius
1.






2.






3.






4.






5.







b.    Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter ketiga objek yang diukur
c.    Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata yang anda peroleh, kemudian tuliskan hasilnya dalam tabel berikut ini:

No
selisih diameter luar gelas (cm)
selisih diametre dalam gelas (cm)
selisih kedalaman air (cm)
1.



2.



3.



4.



5.




d.    Tulislah hasil pengukuran  (Hasil pengukuran = rata-rata  ketidakpastian)

3.2.2  Mikrometer sekrup
a.       Ukurlah ketebalan dinding gelas minumam dan ketebalan kertas HVS dan tebal uang logam masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukurannya dalam tabel 02.
No
Tebal dinding gelas
Tebal kertas
Tebal uang logam
Skala utama
Skala nonius
Skala utama
Skala nonius
Skala utama
Skala nonius
1.






2.






3.






4.






5.







b.      Dari tabel di atas hitung rata-rata dari ketebalan gelas, uang logam dan ketebalan kertas A4. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata dan catat pada tabel di bawah ini:

No
selisih tebal gelas (cm)
selisih tebal kertas (cm)
selisih tebal uang logam (cm)
1.



2.



3.



4.



5.




c.       Tuliskan hasil pengukuran  (Hasil pengukuran = rata-rata  ketidakpastian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar